“Aduh kasihan ya si Budi. Tadi malam masih sehat. Pagi ini bangun tidur lumpuh karena kena stroke” ujar Anto.
“Tapi yang aneh, barusan saya dapat kabar dari istrinya, Budi sudah
di-MRI dan CT Scan. Kata dokter hasil scanning-nya bagus. Tidak ada yang
bermasalah dengan otak atau saraf Budi. Dokter menyimpulkan Budi tidak
kena stroke” jelas Mia.
“Kalau bukan stroke lalu kena apa ya dia? Tubuhnya lemah sekali dan lumpuh, tidak bisa digerakkan” tanya Anto penasaran.
Pembaca, pernahkah anda mendengar perbincangan serupa dengan yang
saya tulis di atas? Atau anda sendiri pernah mengalaminya. Hasil
pemeriksaan medis menyatakan tubuh fisik anda sehat namun anda (merasa)
sakit. Inilah yang disebut dengan penyakit psikosomatis.
Secara khusus saya membahas hal ini di buku saya yang segera terbit
di penghujung bulan Juni, The Miracle of MindBody Medicine: How to Use
Your Mind for Better Health. Hasil riset yang kami lakukan di Adi W.
Gunawan Institute of Mind Technology menemukan bahwa ada 15 (lima belas)
faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami penyakit
psikosomatis.
Salah satunya adalah mimpi. Anda mungkin bertanya, “Lho, kok bisa
mimpi membuat orang sakit?” Untuk mendapat jawabannya anda perlu membaca
keseluruhan artikel ini. Sebelum menjelaskan mengenai Hypnotic Dream
Restructuring Technique saya akan jelaskan sekilas mengenai mimpi.
Ada dua jenis tidur yaitu tidur REM (rapid eye movement) dan tidur
non-REM (non-rapid eye movement). Masing-masing dengan karakteristik
yang berbeda pada aspek fisik, saraf, dan psikologis. American Academy
of Sleep Medicine (AASM) selanjutnya membagi NREM menjadi tiga tahap
yaitu N1, N2, dan N3. N3 disebut dengan tidur delta (delta sleep) atau
slow-wave sleep (SWS).
Tidur REM pada manusia dewasa meliputi 20-25% dari total waktu tidur.
Mimpi yang biasanya kita ingat, setelah bangun tidur, adalah mimpi yang
terjadi di tahap ini. Literatur mengenai mimpi pada umumnya menyatakan
bahwa mimpi tidak terjadi di tahap tidur non-REM.
Namun riset yang dilakukan Rechstaffen, Verdone, dan Wheaton, dan
juga riset oleh Foulkes menyatakan pada saat tidur non-REM ada muncul
banyak bentuk pikiran.
Pengkajian mendalam terhadap berbagai laporan yang dipublikasi sejak
tahun 1956, yang berasal dari berbagai laboratorium yang khusus meneliti
mengenai mimpi, sampai pada satu kesimpulan bahwa mimpi mempunyai dua
komponen:
1.Aliran bentuk pikiran yang normal.
2.Bentuk-bentuk pikiran yang intens.
Mimpi yang kita ingat, saat bangun tidur, adalah komponen pertama
yaitu aliran bentuk pikiran yang normal. Bentuk pikiran ini tidak
mengganggu atau menimbulkan masalah. Namun lain halnya dengan bentuk
pikiran yang intens.
Bentuk pikiran intens yang muncul saat fase tidur non-REM sulit atau
tidak dapat diingat namun berpengaruh sangat kuat baik terhadap pikiran
maupun tubuh kita, setelah kita bangun tidur.
Mengapa bentuk-bentuk pikiran yang intens berpengaruh sangat kuat pada diri kita?
Hal ini dapat terjadi karena pola gelombang otak saat fase tidur
non-REM, khususnya pada tahap tiga dan empat, yang diukur di
laboratorium mimpi, serupa dengan pola gelombang otak saat seseorang
dalam kondisi hipnosis yang dalam (deep trance / profound somnambulism).
Dengan demikian bentuk pikiran yang muncul pada fase ini berlaku
seperti sugesti pascahipnosis yang diberikan saat seseorang dalam
kondisi hipnosis yang dalam.
Klien dengan masalah emosi atau fisik sering merasa bahwa sesuatu
terjadi di malam sebelumnya. Mereka hanya mampu mengingat sebagian kecil
mimpi yang menurut mereka tidak penting. Namun hasil penggalian
mendalam di pikiran bawah sadar menemukan bahwa gangguan emosi atau
fisik mulai terjadi setelah munculnya bentuk pikiran yang intens yang
justru tidak mereka ingat.
Walaupun bentuk pikiran intens tidak dapat diingat namun dengan
menggunakan teknik uncovering khusus bentuk pikiran ini dapat diakses
dan diingat kembali sehingga dapat diproses. Begitu bentuk pikiran ini
berhasil diproses maka pengaruhnya hilang dengan sendirinya dan klien
sembuh.
Hypnotic Dream Restructuring Technique
Hingga saat ini kami telah berhasil mengembangkan dan menyempurnakan
dua jenis teknik memproses mimpi. Teknik pertama adalah untuk
identifikasi dan menemukan mimpi (bentuk-bentuk pikiran yang intens)
yang menimbulkan masalah pada diri klien dan dilanjutkan teknik
restrukturisasi yang bertujuan menetralisir kekuatan dan pengaruh mimpi.
Teknik ini membutuhkan kedalaman hipnosis yang spesifik yang
dikombinasikan dengan teknik uncovering khusus seperti projective
techniques, projection into the future, somato-auto response, retrograde
dan chronological search, untuk menemukan bentuk-bentuk pikiran yang
intens.
Teknik kedua, menggabungkan antara kondisi hipnosis dan teknik
Gestalt yang dikembangkan Frederick “Fritz” Perls, digunakan bila klien
dapat mengingat mimpi atau mengalami mimpi berulang dalam kurun waktu
tertentu di mana mimpi ini selalu dalam satu pola atau tema tertentu.
Untuk memproses mimpi jenis ini lebih mudah karena klien dapat
mengingat dengan jelas mimpinya. Walau dibilang mudah namun sebenarnya
teknik kedua ini, dari pengalaman kami, bisa berkembang dan melibatkan
banyak teknik lainnya seperti Affect Bridge, Ego Personality Therapy,
rescripting, dan juga forgiveness. Mimpi adalah salah satu dari lima
cara yang digunakan pikiran bawah sadar untuk berkomunikasi dengan
pikiran sadar.
Ada yang mengalami mimpi berulang selama beberapa hari. Ada yang
mengalami mimpi yang sama atau dengan tema yang sama selama beberapa
minggu atau bulan. Salah seorang rekan saya bahkan mengalami mimpi yang
sama atau serupa selama hampir dua puluh tahun.
Informasi yang disampaikan oleh pikiran bawah sadar dalam bentuk
mimpi merupakan manifestasi dari salah satu sifat pikiran bawah sadar,
yang kami temukan dari hasil riset, yaitu pikiran bawah sadar sangat
menyadari pentingnya resolusi trauma namun ia bukan problem solver.
Dengan memberitahu adanya masalah melalui mimpi, pikiran bawah sadar
berharap kita tanggap dan merespon dengan mencari tahu apa makna dari
mimpi atau pesan itu dan segera menyelesaikan apapun masalah yang
tersimpan di pikiran bawah sadar.
* Adi W. Gunawan, lebih dikenal sebagai Re-Educator and Mind
Navigator, adalah pembicara publik dan trainer yang telah berbicara di
berbagai kota besar di dalam dan luar negeri. Ia telah menulis best
seller Born to be a Genius, Genius Learning Strategy, Manage Your Mind
for Success, Apakah IQ Anak Bisa Ditingkatkan ?, dan Hypnosis – The Art
of Subcsoncsious Communication. Adi dapat dihubungi melalui email adi@adiwgunawan.com.
Sumber: www.nomor1.com