Breaking

Apakah Memaafkan Sama Dengan Melupakan?


Saya sering dapat pertanyaan mengapa setelah memaafkan, kita tidak bisa melupakan kejadian atau orang yang kita maafkan. Bukankah seharusnya, menurut mereka yang bertanya pada saya, memaafkan juga sekaligus melupakan. Benarkah demikian? 

Banyak yang berpandangan bahwa dengan memaafkan maka ini sekaligus melupakan. Ini tidak benar. Kita bisa memaafkan namun kita tidak akan pernah bisa melupakan. 

Semua yang pernah kita alami tersimpan di memori di pikiran bawah sadar kita. Yang kita lakukan, saat memaafkan, adalah melepas atau menetralisir emosi negatif yang lekat pada memori tertentu.

Selama emosi negatif ini tidak berhasil dinetralisir maka kita akan selalu diganggu oleh memori tersebut. Memori ini kadang muncul, kadang hilang. Nanti muncul lagi, lalu hilang lagi. Demikian seterusnya.

Memori adalah data yang disimpan di pikiran bawah sadar. Data ini berisi beberapa hal yang berhubungan dengan suatu kejadian atau peristiwa, antara lain:

1.Waktu terjadinya
2.Lokasi kejadian
3.Siapa saja yang terlibat
4.Gambar/image
5.Suara
6.Bau
7.Rasa
8.Sensasi perabaan
9.EMOSI.

Yang membuat masalah sebenarnya bukan komponen 1 sampai 8, tapi yang no 9, emosi. Komponen emosi muncul sebagai hasil pemaknaan.

Untuk memaafkan, kita harus bisa menetralisir emosi ini. Selama emosi tidak berhasil dinetralisir maka kekuatan penolakan, untuk tidak memaafkan, akan sangat kuat. Re-edukasi pikiran bawah sadar, misalnya memberikan pemaknaan baru terhadap kejadian yang tadinya dirasa menyakitkan, baru bisa berjalan efektif, mudah, dan permanen saat emosi ini telah kita bereskan. 

Setelah emosi dibereskan maka kita tetap bisa mengingat semua kejadian atau pengalaman namun sudah tidak lagi terpengaruh. Kita mengingat pengalaman itu hanya sebagai suatu kenangan dengan intensitas emosi netral.

Saat emosi berhasil dibereskan, saat inilah kita telah sungguh memaafkan. Jadi yang menjadi sumber masalah selama ini adalah emosi (negatif). 

Apakah membereskan emosi harus dengan menggunakan hipnoterapi?

Tidak harus. Ada banyak teknik untuk bisa membereskan emosi ini. Cara umum yang digunakan orang, untuk membereskan emosi, adalah dengan berusaha mengikis emosi ini sedikit demi sedikit seiring dengan perjalanan waktu. Mereka berkata, “Time will heal the wound” atau “Waktu yang akan menyembuhkan luka ini”. 

Ada lagi yang mencoba dengan memberikan pemaknaan ulang, secara sadar. Ada yang menggunakan pendekatan spiritual, dengan doa. Ada lagi yang curhat, atau menggunakan teknik konseling, dan masih banyak teknik atau cara lain. Namun, bila semua cara telah dicoba namun tetap belum bisa memaafkan, ini saatnya anda butuh bantuan hipnoterapis.

- Adi W. Gunawan 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar