Breaking

Kebahagiaan Kita Semua

Kebahagiaan Kita Semua Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1


Di saat bulan puasa ini, Karin, Suci, Andin, Bobby, dan Dika berkumpul di bawah pohon beringin di taman perumahan mereka..

“Bosan sekali di rumah..” Keluh Bobby. “Aku merasa lemas saat ada iklan produk makanan di TV.. Huh..” Ujar Dika. “Janganlah mengeluh Bob, Dik. Kalian harus iklhas menjalankan puasa ini.” Nasehat Karin pada Bobby dan Dika. Suci dan Andin pun mengiyakan apa yang dikatakan Karin tadi. “Kira-kira, kegiatan apa yang menyenangkan di bulan puasa ini ya? Jangan bilang kegiatan bermain yang menguras tenaga itu ya!” Tanya Andin pada teman-temannya tersebut.

Mereka semua merenung..

“Nah.. Bagaimana jika kita masak untuk buka puasa bareng?” Usul Suci. “Mmm… Lebih tepatnya lagi, kita memasak makanan untuk para pengemis di jalan!” Ujar Dika membenarkan. “Tumben kamu pintar Dik! Sejak kapan?” Canda Bobby pada Dika. “Sejak aku lahir Bob! Ah, sudahlah..” Ucap Dika dengan sabar.

“Betul juga yang dikatakan Dika, besok sore kalian datang ke rumahku ya untuk memasaknya!” Ujar Karin senang.

“Siap Boss…” Jawab mereka serempak pada Karin.

Keesokkan harinya…

Andin, Suci, Bobby, dan Dika pun sudah berkumpul di rumah Karin. Karin menyambut mereka dengan sangat antusias. Lima sekawan itu mengatakan rencana baik itu pada Ibu Karin.

“Bu, aku dan teman-temanku akan memasak makanan yang nantinya akan dibagikan pada pengemis di jalan. Ibu mau membantu kami tidak?” Terang Karin pada Ibunya. “Boleh, tapi apakah sebaiknya kita langsung pesan di katering saja? Ini sudah sore. Sekitar jam 3, Ibu saja tidak punya tempat sterofoamnya beserta sendok plastiknya. Jika beli, tempat yang jual macam itu juga jauh dari sini. Apa kalian sudah tau menu apa yang kalian rencanakan?” Nasehat dan pertanyaan dilontarkan Ibu Karin pada mereka. Mereka sangat bingung. Mereka juga mengernyitkan kening. “Iya juga sih Bu. Kita juga belum tahu apa-apa saja yang harus kita persiapkan. Ya sudah, kita pesan di katering saja lah.” Ucap Karin mengambil keputusan. “Baiklah kalau begitu, Ibu akan menelpon pihak katering untuk memesan makanannya. Kita pesan Nasi, Mi goreng, Ayam, sayur brokoli dan kerupuk saja ya? Setuju tidak?” Tawar Ibu Karin. “Setuju!!!” sorak lima sekawan itu dengan semangat ’45.

1,5 jam kemudian…

“Permisi, dari katering Indah Sari!” Panggil seseorang dari depan rumah. “Oh ya Pak, kami memesan katering. Taruh disini saja pak!” Balas Ibu Karin sambil menunjuk suatu tempat. “iya bu”. Pegawai katering itu pun meletakan makanan di tempat yang di tunjukan Ibu Karin. “Pembayarannya sudah lunas Bu, saya permisi dulu dan terima kasih.” Ucapnya dengan sopan. “Sama-sama pak” Balas mereka berlima beserta Ibu Karin serempak.

“Ayo!!! Kita berangkat! Pakai mobilku ya!” Ajak Karin.

Setelah sampai di tujuan, mereka membagi makanan tersebut pada orang-orang yang kurang mampu. Orang-orang itu nampak senang dan sangat berterima kasih pada Karin, Suci, Andin, Bobby, dan Dika.

Tak terasa, azan Maghrib telah berkumandang. Lima sekawan itu pun berbuka di rumah Karin setelah rencana mereka selesai.

“Ayo pada nambah aja nggak papa kok!” Tawar Ibu Karin. “Iya Bu! Dengan senang hati!” Ujar Bobby dengan semangat tinggi, Bobby pun mengambil porsi makanan lagi yang lebih banyak. “Dasar gembul!” Canda Andin pada Bobby. “Enggak kok, nih cuma dikit…” Balas Bobby sambil menunjukan piringnya yang penuh dengan makanan itu. “Apaan yang dikit Bob?! Jelas-jelas itu banyak banget kok!” Ucap Suci sambil tertawa. “Dikit kok Ci!” Bela Dika, sahabat terbaik Bobby. “Huuuu…” sorak Karin, Suci, dan Andin. 

“Sudah.. Sudah.. Jadi, hikmah apa yang kalian petik dari kegiatan yang dilakukan tadi?” Tanya Ibu Karin pada mereka semua. “Sebagai manusia sosial, kita harus saling berbagi terhadap sesama!” Ujar Andin. “Kita juga harus saling memberi dengan hati yang iklhas!” Sambung Suci. “Karena senyuman mereka membuat kami senang dan bersemangat juga untuk selalu bersyukur apa yang kita punya!” Disambung juga oleh Dika. 

“Karena kebahagiaan mereka, kebahagiaan kita semua! Yeey!!!” Kata Karin bersemangat. “Bagus, bagus.. Jadi kalian sudah mengerti. Bagaimana dengan Bobby?” tanya Ibu Karin pada Bobby. “mmm… Kalau kita belum kenyang, boleh juga kita menambah yang banyak!!” Ucap Bobby polos. “Hahahahahaha…” Tawa mereka semua.