Cerita
ini diawali pada hari Minggu di akhir bulan Maret 2007. Teman yang
bernama bapak IS, main ke rumah. Ia adalah pengusaha bengkel las kenteng
mobil yang berpengalaman. Dia telah menekuni perbengkelan tersebut
selama lebih dari 30 tahun. Dia datang ke rumah untuk silaturohmi dan
mau ngomong-ngomong sekedar ingin tahu perkembangan bisnis pupuk organik
yang saya geluti. Di sela-sela kita berdialog, dia bertanya apakah bisa
menolong usahanya yang beberapa bulan terakhir ini sepi. Dalam satu
minggu hanya 1 mobil yang digarap, padahal biasanya rata-rata
mengerjakan 5 mobil per hari.
Dia (IS) menegaskan: “Bisa bantu nggak?.” Saya jawab: “Beres. Bisa pak.”
IS:
“Mau pakai sarana apa? Apa mau pakai kembang atau jajan pasar?”
Sy:
“Nggak usah pakai yang begituan pak. Cukup pakai kekuatan raksasa yang
ada dalam diri kita.”
IS:
(kebingungan) “Maksudnya?”
Sy: “Ya cuma pakai mindset. Mengatur pikiran
kita sedemikian rupa agar bisa menjadi magnet positif, untuk mengundang
keberuntungan dan rejeki.”
IS:
(tampak bengong) “Cara apa itu, saya baru dengar. Berbahaya nggak?”
Sy:
“Dijamin bermartabat. Bisa dipertanggungjawabkan secara moral.”
IS: “Terus, gimana caranya, sulit nggak?”
Sy: “Nggak sulit kok, tapi harus mau tekun dan sabar. Gimana, berminat?”
IS:
“Jangan-jangan ada syarat yang berat. Nanti saya disuruh beli ayam
cemani atau mengikuti acara ritual tertentu?”
Sy: “Nggak lah pak, nggak
usah yang seperti itu. Ayam cemaninya dilepas saja biar hidup bebas.
Kalau tentang ritual, ya seperti biasa lah sholat lima waktu atau
berdoa, nggak neko-neko kok tetap sama seperti biasanya. Gampang kan?”
IS: “Ya bolehlah. Kapan dilaksanakan.”
Sy: “Ya sekarang kalau bapak sudah siap.”
IS: “Ya mari.”
Selanjutnya
saya mulai dengan bertanya, yang dia inginkan itu apakah bengkelnya
laris atau punya uang. Dia menjawab ya bengkelnya laris, ya sekaligus
punya uang. Kemudian saya mulai berkata-kata: “Kalau begitu begini
caranya. Lakukan 3 hal seperti berikut ini.
Pertama:
Agar bisa mengundang uang, bapak harus bisa membuat diri bapak menjadi
magnet positif. Caranya, bapak harus selalu berpikir positif. Tindakan
yang paling mudah untuk mengkondisikan pikiran agar bisa selalu positif,
dengan selalu bersyukur. Nikmati saja apa yang telah terjadi saat ini,
rasakan sebagai berkat bagi diri bapak. Dengan cara ini, pikiran bapak
secara otomatis akan menjauhi pikiran-pikiran negatif, a.l.: marah,
sombong, takut, dengki, iri, cemas, sedih, dll. Usahakan selalu
bersyukur setiap saat, biar magnet positip bapak semakin hari semakin
besar.
Kedua:
Mintalah kelarisan bengkel dan mintalah rejeki yang berupa uang,
langsung kepada Tuhan. Boleh melalui doa-doa seperti yang biasa bapak
lakukan atau doa khusus tambahan. Selain itu, sebaiknya pagi hari,
sebelum bangun tidur, dan malam hari. sebelum mau tidur, lakukan
visualisasi kelarisan bengkel dan kedatangan rejeki. Caranya, dengan
menutup mata, bayangkan bapak sedang duduk di bengkel, tahu-tahu
beberapa mobil masuk untuk direparasi. Rasakan juga bapak sedang
mereparasi dan menerima uang dari pelanggan setelah mobil selesai
reparasi. Kalau agar bisa kedatangan rejeki, rasakan ada orang datang
memberi uang kepada bapak satu bendel uang Rp. 100 ribu-an atau uang
sebanyak satu tas. Atau rasakan yang lainnya yang bisa menggambarkan
kelarisan bengkel dan kedatangan rejeki.
Ketiga:
Hiduplah dengan mendengarkan suara hati, atau intuisi. Kalau ada yang
minta tolong, ya dengan iklas tolonglah, kalau rasanya pingin berbuat
sesuatu walau itu tidak seperti bisasnya, ya cobalah lakukan saja.
Kemudian saya tambahi: “Kalau bapak sudah melakukan yang saya sarankan
tersebut, dan ternyata setelah 3 bulan tidak terjadi perbaikan, saya
dikabari, nanti saya bantu agar hidup bapak lebih baik.” Setelah itu,
saya beri dia air mineral gelas plastik yang telah saya isi visualisasi
kesuksesan bapak IS.
Satu
minggu setelah itu, bapak IS telpon bahwa bengkelnya sudah mulai agak
laris, lumayan. Minggu yang kedua dia mengatakan agak sepi, tapi masih
ada beberapa mobil yang masuk bengkel. Satu bulan setelah itu, dia
berkunjung lagi ke rumah ingin menceritakan kejadian aneh yang tidak
mungkin dilupakan selama hidupnya, karena dari sejak lahir baru sekali
ini dialaminya. Begini ceritanya.
“Pada
hari Kamis Wage, sekitar jam 5 sore, setelah bengkel tutup, rasanya ada
yang mendorng saya agar mau menemui pak NG di daerah Turi, Yogyakarta
utara. Pak NG ini teman saya dalam bisnis besi tua. Saya lupa rumahnya,
tetapi setelah saya cari sekitar satu setengah jam bisa ketemu. Di sana
kami cuma ngobrol ngalor-ngidul. Beberapa saat kemudian pak NG
kedatangan tamu lain, temannya yang suka lelaku topo broto, kungkum,
dll. namanya pak BB. Selanjutnya kita bertiga ngobrol. Pada saat ngobrol
itu pak BB nyeletuk bahwa di soko guru bengkel saya yang terbuat dari
bambu ori, tepat di bawah wuwungan ada ditaruh orang suatu benda yang
dibungkus kain mori sebesar botol tetes mata Lotte. Barang itu ditaruh
di situ sekitar 3 bulan yang lalu. Kalau itu nggak diambil bisa
mengganggu kelarisan bengkelnya. Saya nggak percaya, gimana bisa
memasukkan ke dalam bambu yang tingginya 6 meter, dan lagi bambunya
tertutup.
Tetapi
agar saya juga tahu apakah benar kata pak BB, maka malam itu juga
sekitar jam 10 malam, kami bertiga naik ke wuwungan menggergaji bambunya
sedikit untuk bisa melihat dan mengambil benda yang berupa kain mori
tersebut. Ternyata benar, mori itu ada, persis seperti yang dikatakan
pak BB. Kemudian atas kerelaan pak BB, bungkusan mori itu dilarung ke
laut olehnya.”
Kemudian dia menambahi: “Gimana pak Dwi, setelah pak Dwi ngajari saya mindset kok malah saya mengalami kejadian seperti itu.”
Kalau
menghadapi kejadian-kejadian di luar dugaan seperti ini, biasanya saya
langsung berusaha menenangkan lawan bicara. Saya mengatakan: “Tenang
pak, rileks saja, biar segalanya gampang menjadi beres. Mari kita urai
kejadian itu sedikit demi sedikit, biar tahu maknanya.”
Kemudian
saya meneruskan pembicaraan: “Kalau menurut saya, saat ini magnet
positif di dalam diri bapak sudah cukup besar. Ini progress yang bagus.
Tadi kata teman bapak kan kain mori itu sudah dipasang 3 bulan yang
lalu, sementara bapak saya ajak menggunakan mindset khan baru 1 bulan
terakhir ini. Itu berarti saat bapak mulai menggunakan mindset, mori itu
sudah berada di atas wuwungan, ya kan?”
Saya
lanjutkan: “Lha di sinilah letak kekuatan magnet positip bapak
kelihatan nyata. Bentuknya, bapak mendapat wangsit agar ketemu pak NG
pada saat yang bertepatan dengan kedatangan pak BB ke rumah pak NG. Ini
kan kejadian luar biasa. Mengapa semesta alam ingin mempertemukan bapak
dengan pak BB? Karena semesta tahu bahwa ada bahaya klenik berada di
rumah bapak, tetapi bapak kan tidak menguasai dunia klenik, makanya
bapak dipertemukan dengan orang yang ahli pada bidangnya, yaitu pak BB.
Dengan kejadian ini maka semesta telah menolong membebaskan bapak dari
bahaya dengan caranya semesta mengatur dan dengan biaya yang murah. Luar
biasa kan pak?
Saya
juga beruntung dengan kejadian ini, karena saya juga dapat belajar dari
kehidupan nyata bahwa memang benar ada kekuatan semesta yang melindungi
orang yang selalu berpikir positif, dengan cara hanya mengudang hal-hal
yang positif, sementara hal-hal yang negatip entah bagaimana caranya
akan menyingkir dengan sendirinya.”
Begitulah
kisah yang dialami pak IS. Saat ini bengkelnya sudah berjalan seperti
biasanya, sering kali ramai dikunjungi mobil yang mau direparasi, dan
kadang-kadang agak sepi. Tetapi jauh lebih baik dari pada saat pak IS
belum menggunakan mindset.
Semoga kisah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Oleh : Dwiatmo Kartiko
Tentang
penulis : Kesehariannya dihabiskan dengan menggeluti dunia LSM yang
berfokus pada pengembangan sumberdaya manusia (SDM) dan lingkungan, baik
di LSM lokal maupun LSM Internasional, mulai dari UPKM/CD RS Bethesda
Yogyakarta