Bagi
penggemar film-film action, khususnya silat, pastilah satu nama ini tak
bisa lepas dari ingatan. Gerakannya yang lincah dan gaya bertarungnya
sangat lentur. Tak heran, sebab, sosok ini-Jet Li-bukan sekadar aktor
yang ahli di layar perak, tapi juga memang juara beladiri sejati di
kehidupan senyatanya. Tengoklah prestasinya. Berturut-turut selama lima
tahun, dari 1974-1979, Jet Li mampu menjuarai kejuaraan bela diri pada
pertandingan Chinese National Martial Arts Contest.
Terlahir di Beijing China pada 26 April 1963, Jet Li yang bernama
Mandarin Li Lian Jie tak begitu saja menjadi ternama seperti sekarang.
Ia mengalami proses perjuangan panjang layaknya kisah-kisah dalam
berbagai filmnya. Bahkan, ia tercatat mengalami beberapa kegagalan dalam
proyek film yang digarapnya. Pernah suatu ketika, Jet Li yang mulai
terkenal melalui film Shaolin Temple ini mencoba merambah Amerika. Kala
itu, sekitar tahun 1989, ia tampil di film Dragon Fight. Hasilnya
jeblok. Tapi, bukan Jet Li kalau langsung menyerah. Ia pun lantas
bertemu dengan produser dan sutradara ternama, Tsui Hark. Bersama,
mereka lantas membuat film dengan dana pribadi dengan judul The Master
pada tahun 1990. Hasilnya? Makin jeblok, bahkan film itu konon tak
diterima bioskop di sana. Ia pun kemudian kembali ke China dan
meneruskan karier filmnya kembali, mulai dari bawah.
Sebenarnya, awal kecintaan Jet Li pada dunia film tak bisa terlepas
dari kecintaan dirinya pada beladiri wu shu. Sebab, beladiri inilah yang
pertama kali menerbangkannya ke Amerika untuk mementaskan wu shu di
depan presiden Amerika saat itu, Richard Nixon. Kala itu, Jet Li
terpilih sebagai bagian dari kontingen pertukaran budaya karena
prestasinya di kejuaraan beladiri di China.
Wu shu sendiri memang seperti sudah mendarah daging pada diri Jet Li.
Sejak usia dini, Jet Li sudah belajar beladiri yang sangat kental
nuansa orientalnya ini. Kala itu, sekitar usia 8 tahunan, ia masuk ke
sekolah beladiri di Beijing Athletic School. Di sana, pria yang sudah
menjadi yatim sejak usia dua tahun ini bertemu dengan guru yang kemudian
dianggap sebagai ayahnya sendiri, Wu Ben.
Wu Ben inilah yang melihat bakat Jet Li yang tersembunyi. Bakat alami
yang dimiliki Jet Li kemudian membuat Wu Ben berusaha melatih Jet Li
sangat keras. Kala itu, Jet Li sempat merasa dirinya diberi porsi
latihan yang tak semestinya. Ia merasa harus berlatih lebih berat
daripada rekan yang lain sehingga membuatnya sempat merasa tak sepaham
dengan Wu Ben. Tapi, belakangan, Jet Li baru sadar, bahwa Wu Ben justru
sedang berusaha memunculkan bakat alami dan mengasahnya agar menjadi
modal masa depan Jet Li. Dan, semua itu terbukti kala Jet Li mampu
menjadi juara di berbagai pertandingan beladiri sehingga ia diajak
berkeliling dunia ke lebih dari 40 negara untuk mempertunjukkan
keampuhan beladiri asli China.
Bakat dan kemampuannya inilah yang kemudian mengantarkan Jet Li masuk
ke dunia film. Kala itu, film pertamanya berjudul Shaolin Temple
mendulang sukses yang luar biasa. Film inilah yang kemudian mengenalkan
kehidupan ala Shaolin ke seluruh dunia sehingga banyak pemuda yang ingin
belajar langsung ke kuil Shaolin. Sejak saat itu, berturut-turut,
banyak film yang sukses dibintanginya.
Meski sempat gagal saat mencoba merambah Amerika, ia kemudian justru
sukses saat menjadi tokoh jahat di film Lethal Weapon 4 yang juga
dibintangi aktor ternama, Mel Gibson. Sejak saat itu, nama Jet Li
menjadi makin terkenal di Amerika dan dunia, sehingga film-film lawasnya
pun ikut kembali terangkat.
Saat di puncak ketenaran, sebuah kejadian nyaris merenggut nyawanya.
Kala itu, Jet Li bersama anaknya yang baru berusia 4 tahun, nyaris ikut
terbawa arus laut yang menggila karena tsunami besar tahun 2004.
Saat
sedang berlibur di Maladewa, ia harus pontang panting menyelamatkan
keluarganya hingga kakinya sempat robek terkena pecahan furnitur. Inilah
yang kemudian membuatnya sadar untuk segera berbuat sesuatu bagi
sesamanya. "Saya yakin bahwa dunia adalah satu keluarga besar, karena
itulah kita perlu membantu satu sama lain," sebutnya kala meresmikan
yayasan yang dibentuknya, One Foundation. Yayasan ini dibentuk salah
satu tujuannya untuk memberikan bantuan bagi mereka yang terkena bencana
atau musibah besar karena faktor alam, tanpa melihat batasan agama,
ras, sosial. Melalui yayasan ini, Jet Li menggugah kepedulian dengan
program 1 person + 1 dollar + 1 month (each month) = 1 (big) family,
yang berarti satu orang yang mampu mendonasikan satu dolar tiap bulan
akan membantu banyak keluarga di dunia sebagai sebuah keluarga besar.
Ketenaran Jet Li sebagai aktor laga tak diragukan lagi. Itu semua
merupakan buah kerja keras dan semangat pantang menyerah dalam hidupnya.
Kini, dengan apa yang diraihnya, ia ikut menggugah kepedulian orang
dengan yayasan yang dibentuknya. Sungguh, sebuah sikap yang patut
diacungi jempol dan diteladani. Luar biasa!!!
Sumber: www.nomor1.com
Sumber: www.nomor1.com